Wednesday, August 6, 2014
A Story of The Most Difficult Time
Friday, August 2, 2013
Pictures in Mind
Sebagian merah muda, dan di suatu sisi cerah jingga.
Sebagaimana warna senja, yang memberi kehangatan,
Aku duduk memandangi awan-awan yang seakan pulang.
Musim hujan telah berganti,
Meninggalkan dedaunan, ranting, pohon, dan bunga yang terkembang.
Kini matahari tidak malu-malu lagi untuk tersenyum
Terang, mengusir gelap yang bersembunyi.
Pindah
Wah udah lama rasanya nggak nge-blog. Ini hari ke sekian bulan Ramadhan 1434 Hijriah, dan aku memutuskan untuk sedikit menulis tentang perubahan kecil dalam hidup aku.
The first thing I want to tell is, I am going to leave my house. I must move to somewhere new, ceritanya pindahan ini. Rasanya berat banget ninggalin tempat yang udah jadi bagian dari hidup aku selama 10 tahun terakhir. :')
Tapi ya beginilah hidup, mesti move on. Entah itu ceritanya, fase-nya, suasana, ataupun kondisinya. Bismillah, semoga di tempat yang baru nanti akan membawa perubahan positif yang lain dalam hidup aku. Aamiin.
Sebagaimana perpindahan, ada sedikit rasa sedih. Karena nantinya, tempat tinggalku yang baru tidak sebesar dan seluas rumahku yang sekarang. That's very small. Ukurannya hanya sepertiga rumahku. Desainnya minimalis, dengan harga yang lumayan pas untuk rumah ukuran perkotaan dan di lingkungan perumahan. Yang jelas ibu aku suka dengan rumah itu.
I wish, this will become a new beginning for my tale.
New house, new stories, new experiences, new happiness ahead. :)
Saturday, December 29, 2012
Takut
Semakin kesini jadi semakin takut. Entah kenapa jadi semakin ngga yakin. Apa memang aku perlu menjalaninya? Apa aku harus melewati bagian ini dalam hidupku? Bolehkah tidak dilalui?
Mungkin aku terlalu lama 'jatuh'. Sampai aku juga ngga sadar kalau ini proses yang mengharuskan aku utk gimana caranya biar ngga tetep disini.
Cuma berusaha menikmati apa yg ada aja sih. Ketika ketakutan ini muncul, aku ngerasa wajar.
Semoga ketakutan akan keterikatan ini ngga berkelanjutan. :P
Semangat!!!
Thursday, December 27, 2012
Seperti Kopi Manis Hangat
Pada suatu sore
Dimana hujan bertamu dan membawa oleh-oleh
Berbincang dengan asyik,
Tanpa peduli waktu
Entah sudah berapa juta kubik air yang digunakannya
Untuk merangkai kalimat tanda rindunya pada sang bumi
Pada suatu sore pula,
Aku terlupa bahwa hangatnya kopi manis ini
Adalah campuran terhebat yang pernah ditemukan peradaban manusia,
Seperti kamu...
Campuran perasaan terunik yang pernah kupunya.
Ya.
Hanya pernah saja.
Justru disitulah seninya.
Kamu harus tahu,
dalam hidup, aku tidak memerlukan orange juice yang segar.
Susu yang gurih dan sehat.
Wine yang mahal dan memabukkan.
Atau teh hijau sejuta manfaat itu.
Aku hanya memerlukan kopi manis hangat.
Campuran antara pahit dan manis serta hangat yang menenangkan.
Komposisi gula itu adalah kebahagiaan, senyum dan tawa yang kan kulalui bersamamu.
Bubuk kopi ibarat sedih, derita, sakit hati, juga air mata yang mungkin sesekali mampir saat denganmu.
Air hangat adalah rasa tenteramku, saat kita seakan tak berjarak, tak terpisah bahkan oleh waktu.
Aku hanya butuh secangkir kopi manis hangat.
Sambil menikmati orkestra hujan yang merinai.
Mengiringi doaku yang merindukan hadirmu,
Wahai imam dunia akhiratku.
:)